Kemerdekaan dalam Harmoni adalah tema Family Gathering kali ini, yang diadakan hari Sabtu 13 Agustus 2011. Tema itu dipilih karena terkait dengan perayaan kemerdekaan RI. Yang diambil adalah filosofinya, bahwa kita bisa berekspresi, berpenampilan dan berpikir merdeka, namun … tetap harus diselaraskan dengan lingkungan kita agar kita dapat hidup harmonis.

Setiap kelas, dipimpin oleh Koordinator Kelas, memiliki tiga proyek untuk meramaikan Family Gathering ini, yang dapat dikatakan sebagai 3B: Busana, Booth, dan Be Brave (berani malu untuk tampil) ….:)

Sekarang kita bicara soal busana. Dalam Family Gathering, soal dress code selalu menjadi perhatian. Busana adalah sebuah konvensi yang dapat mempersatukan sebuah kelompok.  Dengan memakai busana yang sama dapat tercipta rasa memiliki terhadap kelompok, dan bagi pendatang baru (orang tua yang baru bergabung), hal ini dapat mempercepat proses adaptasi.

Setiap kelas ada panduan dalam memilih dress code. Di dalam surat disebutkan bahwa itu hanya saran, dan yang penting tidak merepotkan.

Untuk Kelas Darat disarankan memilih tema yang terkait dengan objek atau flora/fauna di darat. Interpretasi tak terbatas. Jadi misalnya, Rasyid datang dengan kemeja Nehru kotak-kotak warna biru. Kotak adalah bentuk yang lazim ada di darat kan?

Rasyid, Kelas Darat, dengan kemeja Nehru kotak-kotak.

Kelas Laut disarankan memakai busana bernuansa laut, baik dari segi warna ataupun motif. Jadi kebanyakan datang dengan warna biru:)

Blue is in fashion. Keluarga Sharliz (Laut) dalam busana biru.

Kelas Langit disarankan memakai busana sesuai dengan benda-benda yang ada di langit. Tampaknya Koordinator Kelas di Kelas Langit Bintang dan Bulan memilih warna gelap sebagai penanda kelompok.

Langit Moms in black:)

Kelas Antariksa tampaknya memilih kebebasan sebagai dress code mereka. Mungkin karena Antariksa merupakan personifikasi dari langit yang tinggi, sehingga mereka harus bisa meraih semua objek yang ada di atmosfer. Pas kan?

Multiwarna bagi Kelas Antariksa.

Nah, Kelas Merkurius disarankan memakai busana sportif, sesuai perlambang dalam mitologi Yunani: Merkurius adalah dewa atletik. Para Merkurian pun datang dengan busana sportif warna merah. Hebat ya, sudah sportif, berani pula:)

Tiaz & Bunda, dalam kostum merah.

Lalu Venus? Mereka datang dengan romantic style, karena Venus adalah Dewi Cinta dan Estetika. Ada yang berbusana putih dipadu pink atau motif bunga kecil. Ada pula dengan warna lain, namun tetap dengan paduan motif motif. Kreatif!

Gaya feminin para bunda Kelas Venus:)

Danita dan Cahaya dari Venus dengan busana putih.

Soal busana sudah begitu menariknya dan membuat suasana menjadi meriah. Apalagi dalam penataan booth. Booth biasanya tertutup, dan tidak dapat dilihat ataupun melihat keluar. Namun dalam FG ini istilah booth mengacu pada tempat yang privat bagi sebuah kelompok. Di sana mereka ngeriung dan berbagi santapan bersama. Setiap kelompok mendapat booth yang ditata dengan tikar yang dibawa dari rumah, dan dilengkapi dengan meja untuk menata hidangan. Oh ya pesta ini bersifat potluck party, artinya setiap orang membawa makanan dari rumah untuk disantap bersama.

Reriungan Kelas Laut

“Rumah” Merkurius

Ibu-ibu Venus menyiapkan takjil.

Di booth Kelas Darat ada Raka dan Ara:)

Setelah magrib tiba di booth Langit.

Nah, proyek ketiga adalah yang paling seru: Be Brave. Setiap kelas melakukan pementasan. Untuk anak-anak disiapkan oleh kakak kelas, sedangkan untuk orang tua disiapkan oleh koordinator kelas.

Ini adalah penampilan anak-anak:)

Kelas Laut: Gerak & Lagu “Anak Tetum Selalu Riang”

Tari “Musik Kaleng” Kelas Langit Bulan.

Tari Pohon. Seharusnya Kelas Langit Bintang, tapi yang dari Langit Bulan ikut juga:)

“Berkibarlah Benderaku”, Kelas Antariksa.

“Alam Anugrah”, Kelas Merkurius.

Pementasan pianika Kelas Venus.

Penampilan lagu Kelas Venus. Adik Sharliz (paling kanan) dari Kelas Laut ikut juga:)

Penampilan Kelas Darat. Para bunda ikut menari:)

Ini penampilan orang tua murid:

Drama “Amay Belajar Puasa” oleh Merkurius Senior.

Anak-anak tidak hanya menonton, tapi juga ikut main di pertunjukan “Amay Belajar Puasa”.

Kelas Venus mengadaptasi “Libur T’lah Tiba” menjadi “Tetum Bunaya”.

Lagu perjuangan Kelas Langit:)

Panggung boneka Kelas Antariksa:)

Oh ya acara berlangsung lancar berkat panduan pasangan MC, Mami dan Papi Ken. Terima kasih ya Mami dan Papi Ken atas kesediaannya menjadi pemandu acara.

Mami & Papi Ken sebagai pemandu acara.

Pendeknya, acara berlangsung seru, dan sebagian berkomentar pipi mereka sakit karena menahan tawa dari awal hingga akhir. Mungkin ini FG yang paling spontan, kreatif, kompak dan ceria. Ah, tapi mana ada sih FG Tetum yang gak seru? Semua seru karena itulah hikmah silaturahmi:)