Hari ini Sabtu 6 Juni 2015 merupakan hari yang istimewa bagi keluarga besar Sekolah Tetum Bunaya terutama untuk kelas Antariksa dimana hari ini adalah hari kelulusan bagi adik-adik kelas Antariksa Bulan dan Bintang.

Acara pelepasan kelas Antariksa tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Konsep acara tahun ini diberi tema “Air Sahabatku”. Hajatan besar ini melibatkan Kak Nur Sekriningsih Marsan, MSn penata tari/penari dari Institut Kesenian Jakarta sebagai koreografer adik-adik. Sedangkan untuk penata musiknya adalah Kak Gilang Pratama, S. Pd, sebagai guru musik Sekolah Tetum Bunaya yang mengaransemen dan menciptakan lagu pengiring kegiatan pelepasan Kelas Antariksa.

Pukul 07.30 sudah ada adik-adik yang datang dengan kostum nuansa putih, terlihat sangat ceria. Pukul 08.00 sudah banyak orang tua yang berdatangan. Setiap orang tua yang hadir diminta untuk absen terlebih dahulu dan menuliskan kesan-kesan selama bersekolah di TK Tetum Bunaya. Selanjutnya orang tua diarahkan oleh kakak memilih salah satu alat musik yang sudah disediakan agar dimainkan selama adik-adik menari.

.

Untuk adik-adik,  begitu datang langsung disambut kakak-kakak dan diarahkan untuk memakai kostum sesuai penampilan. Adik-adik perempuan memakai bando yang terbuat dari pita warna biru cerah dengan sedikit hiasan warna putih, semua adik perempuan tampil sangat cantik dan manis. Sedangkan adik-adik laki-laki memakai kain berwarna biru cerah.

.

Kostum hari ini bernuansakan biru dan putih. Dress code untuk orang tua memakai baju semi formal, rata-rata orang tua memakai baju warna  biru cerah. Sedangkan adik-adik dress codenya berwarna putih-putih, ada yang memakai kaus, pakaian muslim, semua tampil sangat menarik. Untuk kakak-kakak memakai seragam  batik yang baru. Dekorasi dan tata hiasan berwarnakan biru cerah dan putih. Tidak ketinggalan aneka hasil karya adik-adik Antariksa turut dipamerkan di setiap sisi Sekolah Tetum Bunaya. Ada juga hiasan payung warna biru dan transparan yang menggantung sepanjang jalan setapak menuju bukit.

.

Acara dimulai pukul 08.30 ditandai dengan pemutaran musik dan iringan alat musik yang dipegang orang tua sebagai pengiring tarian adik-adik. Saat yang paling seru adalah ketika kakak-kakak membuat dan meniupkan gelembung. Disaat itu adik-adik terlihat sangat gembira dan ceria. Mereka antusias sekali dan saling berebut untuk dapat memecahkan gelembung.

.

Selanjutnya adik-adik dan orang tua bergerak menuju arah amphiteater untuk menyaksikan pertunjukan tari kipas dari adik-adik perempuan kelas Antariksa. Sedangkan adik-adik laki-laki memainkan drama seolah-olah mereka berada diatas kapal dan tengah mengarungi lautan. Setelah adik-adik perempuan selesai menari kipas, mereka bergabung dengan adik-adik laki-laki dan menyanyikan lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut. Kemudian adik-adik berbaris di lapangan bola dan mengakhiri pentas dengan menaburkan potongan kertas. Mereka terlihat sangat bahagia. Gemuruh tepuk tangan dari penonton ikut meramaikan suasana diakhir pentas.

.

Saat yang paling mengharukan ketika adik-adik memberikan setangkai mawar biru kepada orang tua masing-masing sebagai tanda kasih.

Pada cara ini Kak Endah tidak dapat hadir karena sedang berada di Melbourne, Australia. Namun doa dan dukungan dari Kak Endah tetap diberikan untuk kelancaran acara hari ini. Kak Endah juga menitipkan surat persembahan untuk orang tua murid kelas Antariksa yang dibacakan oleh Kak Wiwik. Berikut ini surat persembahan untuk orang tua murid Antariksa.

Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Ayah Bunda Kelas Antariksa yang terhormat

Selamat bahwa putra-putri Ayah Bunda telah meninggalkan satu periode dan akan memasuki periode pendidikan yang lain.

Ayah Bunda pun telah bertumbuh, dari orang tua seorang anak balita menjadi orang tua anak usia Sekolah Dasar.

Sesungguhnya setiap orang berkembang.

Saya pun dalam berinteraksi dengan Ayah Bunda mengalami perkembangan. Sebagian besar dari Ayah Bunda adalah generasi kohor internet, artinya menjalani usia sekolah ketika internet sudah berkembang, dan mengalami masa dewasa muda ketika era sosial media marak. Saya melihat Ayah dan Bunda memiliki cara berekspresi dan berinteraksi yang khas, berbeda dengan generasi pendahulunya.

Sangat manusiawi bahwa di awal, saya merasakan kejutan-kejutan, dan perlu mengatur berbagai strategi dan kebijakan untuk menjaga komunikasi yang baik dan menguatkan tim saya, yaitu kakak-kakak. Namun di akhir perjalanan relasi kita, saya merasakan kedekatan antara saya dan orang tua murid. Saya bicara dari hati ke hati dengan beberapa orang, dan merasakan bahwa Ayah Bunda adalah orang tua muda yang peduli pada anak, proses, dan menghargai aturan.

Ayah Bunda memberi saya tantangan dan membuat saya lebih bersemangat dalam memimpin sebuah organisasi yang mindful. Saya senang dengan istilah mindful, karena itulah yang kita perlukan saat ini. Mindfulness diperlukan agar kita grounded, tahu tempat berpijak, dapat melakukan refleksi agar dapat bersikap lebih baik terhadap orang lain, baik anak,  pasangan, maupun lingkungan luar. Mindfulness diperlukan oleh orang tua dan juga guru.

Itulah yang membuat saya tidak berhenti mencari. Setelah mengajak orang tua dan kakak baru membuat jurnal, saya ingin lebih mendalami tentang penulisan jurnal. Karena itulah saat ini saya berdada di tepian kota Melbourne, mengikuti Journal Workshop bersama seorang psikolog senior, Jan Watson, PhD. yang mengembangkan penulisan jurnal sebagai terapi diri. Tentunya terapi pertama adalah untuk diri saya. Setelah bertumbuh menjadi lebih mindful, saya akan mengajak orang lain untuk mindful agar masing-masing mengenali dirinya, menerima dirinya, bersyukur, untuk kemudian menerima orang lain.

Dengan demikian kita menjadi komunitas yang saling menghargai, dan anak-anak pun menjadi generasi yang mindful dan kelak dapat berkontribusi kepada lingkungannya.

Sekali lagi selamat kepada Ayah Bunda, dan terima kasih kepada Kakak-kakak yang tidak berhenti belajar.

Salam dari Melbourne.

.

Setelah pembacaan surat dari Kak Endah, pembagian ijazah pun dimulai. Satu per satu nama adik dipanggil dan orangtua mendampingi dalam pengambilan ijazah. Selama proses pembagian ijazah, gelembung sabun terus ditiupkan. Setelah proses pengambilan ijazah, orang tua diarahkan ke ruang studio pembuatan memory quilt untuk melihat pameran pembuatan dan hasil memory quilt.

.

Acara dilanjutkan dengan pemutaran video persembahan orang tua murid Antariksa serta video call bersama Kak Endah langsung dari Melbourne, Australia.

.

Acara pun selesai dan orang tua memberikan kenang-kenangan beberapa tanaman, salah satunya ada tanaman besar (pohon belimbing yang berisikan kesan dan pesan dari orang tua dan adik-adik kelas Antariksa tahun ajaran 2014/2015.

.

.

.

Ditulis oleh Kak Fifi dan Kak Indri