Istilah “kencleng” datang dari Pak Irsani Indra Putra Noor, salah satu orang tua murid di Tetum Bunaya. Di Kamus Umum Bahasa Indonesia sih belum ada. Tidak apa-apa, siapa tahu karena banyak pengguna, kata itu jadi salah satu entri di kamus.

Nah Kencleng amal dimotori oleh orang tua Tetum. Mereka menjaga posko, menghubungi orang tua murid lain, menyortir, dan menghubungi Dompet Dhuafa. Posko berlangsung tanggal 2-5 November 2010.

Solidaritas sosial sangat terlihat dalam gerakan itu. Para orang tua murid mengirim sumbangan, bahkan ada anak yang mengirim celengannya.

Ada pula yang membuat surat untuk pengungsi dengan mengharukan

Sumbangan berupa 21 boks natura dan sejumlah uang diserahkan pada hari Senin 8 November oleh anak-anak Sekolah Tetum Bunaya.

Semoga mendatangkan manfaat!

Ada yang menyumbang, ada yang piket.

Sumbangann dikemas dalam kotak.

 

Ada yang menyumbang celengan.

Kartu karya Gina.

 

Sumbangan diserahkan ke Dompet Duafa.