Agar anak-anak bisa tahu dari mana asal nasi yang mereka makan, di sudut belakang halaman Sekolah Tetum Bunaya kini terdapat sawah.

Pembuatnya adalah Pak Choir, yang membantu memperbaiki kebun kami. Mula-mula Pak Choir menggemburkan tanah di bagian itu, kemudian melapisinya dengan plastik. Kegunaan plastik adalah sebagai penampung air, karena sawah perlu banyak air. Setelah itu Pak Choir mengisi gelaran plastik dengan lumpur, berupa tanah dan pupuk. Ketika lumpur telah jadi, bibit padi pun ditanam.

Pak Choir menanam dan menyisakan sebagian untuk ditanam anak-anak Kelas Merkurius dan Venus. Diharapkan anak-anak dapat merasakan panen dan menumbuk gabah.

Indah ya!

Kondisi lahan sebelumnya. Bagian yang dipagar adalah kolam lele.


Kandang ayam juga dipindahkan.


Pagar kolam lele telah dibuang.


Gelaran sawah dan lumpur


Pak Choir memilah bibit.

Pak Choir menanam padi sebagai contoh untuk anak-anak yang datang keesokan harinya.


Memeriksa kepadatan lumpur.


Menyimpan padi di lumpur agar tetap segar ketika anak-anak menanam keesokan harinya.


Sawah yang telah ditanami sebagian.


Sawah dari kejauhan.


Di hari Jumat 16 September 2011, datanglah rombongan petani cilik.


Pengalaman pertama ke sawah.


Membujuk ke lumpur.


Muti tersenyum.


Susah lho angkat kaki dari lumpur.


Rame-rame tanam padi.