Catatan Kak Ita — guru pendamping khusus di Sekolah Tetum Bunaya:
Sebagai guru pendamping seorang anak autis, saya ingin belajar tentang autisme. Di sekolah kami kerap mengadakan sesi berbagi dan diskusi dengan terapis, dan saya masih haus untuk lebih tahu lagi.
Alhamdulillah saya dikirim sekolah untuk menonton premier Simfoni Luar Biasa –film tentang anak berkebutuhan khusus– di London School Center for Autism Awareness. Meskipun bukan film tentang autisme, film itu berkisah tentang guru di sekolah berkebutuhan khusus. Pastinya film ini akan membuka wawasan saya.
Dari sekolah, seorang rekan juga dikirim, Bu Tisna dari Bagian Administrasi, yang dalam kegiatan sehari-hari bertugas mengatur jadwal terapi, dan berhadapan dengan orang tua murid anak spesial.
Kami berangkat bersama Ibu Rosa Elvina Saad, ibunda Lukman –seorang murid spesial kami. Dalam rombongan juga ada Ibu Ismeini Legiyanti, ibunda Zikri (alumnus), dan Ibu Nurul Sufitri, ibunda Rafa (alumnus). Wah seru ya …
Christian & Tetum Bunaya Ladies:)
Cukup lega bahwa nama kami sudah terdaftar sebagai peserta, dan cukup heboh karena kami mendapat kesempatan foto bareng dengan Christian Bautista, penyanyi yang juga pemeran film itu. Bagi saya yang ingin belajar sesuatu dari film itu, bertemu dengan Christian adalah suatu “bonus”. Saat saya dan Bu Tisna dipanggil untuk berfoto … waw deg-degan ini tak henti. Namun kegembiraan itu tentu saya tahan dan saya hanya tersenyum manakala kami menatap kamera dan Christian memegang pundak saya.
Saya merasa tak ubahnya seperti Rais, anak yang saya dampingi di sekolah yang punya sifat pemalu. Ketika dia saya dampingi untuk menceritakan pengalaman libur, mula-mula tubuhnya tegak memegang foto, tapi lama-lama dia tiduran, dan membiarkan saya menceritakan fotonya.
Tentu saya tetap dapat mengendalikan diri ketika berhadapan dengan kamera, tapi rasa malu yang saya rasakan sama dengan yang mengalir di hati Rais, mungkin.
Hari itu memang penuh gejolak emosi, apalagi ketika kami menonoton penampilan band anak berkebutuhan khusus. Saya meneteskan air mata. Sungguh indah kuasa Allah. Dia benar-benar Maha dari Segala Maha di kehidupan ini. Rais yang saya dampingi juga senang menyanyi. Mudah-mudahan suatu saat Rais akan mendapat kesempatan menyanyi di depan publik.
Aduh, film belum diputar, hati ini rasanya sudah bercampur aduk. Apalagi setelah nonton filmnya ….
Semangat nonton dan bertemu Christian Bautista. Ita mana? Di balik kamera, tentu:)
Film itu berkisah tentang Jayden Valarao (Christian Bautista), seorang musisi Filipina yang bermimpi menjadi bintang rock. Hidup yang keras di Manila dan impian yang sulit digapai membuat Jayden menyusul ibunya, Marlina Anasazar (Ira Wibowo) di Indonesia. Ibu Jayden pindah ke Jakarta sejak sang ayah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Mama Lukman, Mama Rafa dan Mama Zikri bersama Christian.
Di Jakarta Jayden diminta ibunya mengajar anak berkebutuhan khusus di sekolah yang dikelolanya. Konflik pun berkisar antara Jayden dengan tokoh-tokoh di sekolah itu –terapis dan guru– juga dengan dirinya sendiri: apakah akan terus mengajar atau mengejar impian menjadi seorang rockstar.
Yang jelas, Jayden mendapat pelajaran hidup dari anak-anak berkebutuhan khusus yang diajarnya, dan pilihan yang diambilnya adalah keputusan seseorang yang bertambah dewasa dengan pengalaman.
Menonton Jayden seperti melihat seseorang yang saya kenal, karena kami sama-sama guru. Seperti yang diperlihatkan dalam film itu, berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus akan membuat kita menyelami banyak hal yang tak terpikirkan atau terbaca selama ini.
Foto: Koleksi Mama Lukman.