Hari ini Bu Atty datang tidak mengajar Iqra, tapi membimbing Kelas Venus (Kelas 2 SD) membuat nasi kebuli. Mula-mula Bu Atty menunjukkan bahan-bahannya, yaitu beras yang sudah dicuci bersih, daging kambing yang sudah dipotong-potong, susu, mentega, bawang bombay, biji pala, kayu manis, air, kapulaga, dan cengkih.
Ada juga bumbu-bumbu yang dihaluskan, yaitu merica, ketumbar (sudah disangrai), bawang merah, bawang putih, garam dan jahe.
Anak-anak dibagi dalam kelompok. Ada yang mengupas bawang merah, ada yang mengupas bawang putih, ada yang mengiris bawang bombay, bawang merah, dan bawang putih. Mereka cukup berhati-hati karena menggunakan pisau tajam.
“Mataku pedih,” kata yang mengiris bawang merah.
Bumbu-bumbu yang sudah diiris pun dihaluskan.
Kemudian tibalah yang paling seru: menumis.
Bu Atty memanaskan minyak samin dan mentega, dan memasukkan bumbu. Satu demi satu mereka berlatih menumis. Ada yang terlihat terampil, termasuk yang laki. Mereka semua ingin menumis, dan ada yang ingin berkali-kali. Tapi peraturannya adalah: ber-gan-ti-an.
Setelah tercium bau harum, kayu manis, cengkih dan kapulaga pun dimasukkan. Kemudian daging kambing masuk dan mereka aduk bergantian. “Aku yang ini belum,” kata mereka.
Kemudian air pun dituang, dan daging kambing dimasak sampai lunak. Mereka terus ikut mengaduk. Lagi-lagi mereka terlihat tak sabar untuk mendapat giliran, tapi harus mengendalikan diri.
Bu Atty mengambil aronan beras yang sudah dikukus setengah matang, dan menuanginya dengan susu, lalu menjerangnya di atas api. Daging kambing tumis pun masuk.
Beberapa orang pun bersin karena lada. Saat itu pula aroma nasi kebuli sudah memenuhi ruangan.
Dan … akhirnya … mereka makan dengan semangat!