Selama libur Lebaran, Pak Iis dan Pak Mochtar tetap menjaga sekolah. Kadang mereka menjaga berdua, kadang bergantian. Ini bukan karena keharusan, lho … tapi karena mereka memang cinta pada Tetum. Bahkan kalau sedang “iseng”, Pak Iis mengayuh sepedanya ke sekolah. Pak Mochtar sendiri sempat menerima lamaran anaknya di sekolah, karena dia tidak mau tugasnya digantikan Pak Iis.
Dua hari menjelang Lebaran kami sempat buka puasa bersama di sekolah. Maksudnya, buka puasa dengan Pak Iis dan Pak Mochtar. Pak Mochtar membawa masakan Lebaran: semur daging dan kue unti. Dia bilang, “Wadon (istri) tanggal 27 udah masak.”Beberapa hari setelah Lebaran, di saat hari hujan, kami makan siang bersama di sekolah. Lagi-lagi kiriman istri Pak Mochtar yang diserbu: masakan khas Betawi, pecak ikan dan tahu tauco.
Selama libur, ada saja yang dikerjakan Pak Iis dan Pak Mochtar. Mereka membuat rak sepatu dari rotan bekas untuk Kelas Merkurius, tempat akuarium untuk Kelas Laut, rak map untuk ruang administrasi, dan lain-lain …. Wah pokoknya produktif deh.
Mereka ingin ketika masuk di tanggal 20 September 2010, anak-anak akan merasakan suasana baru:)