Matahari baru menampakkan diri di hari Sabtu 16 November, tapi peserta Pesta Gerak dan Lagu dari Kelas Langit dan Antariksa sudah berdatangan di depan TK Tetum Bunaya. Mereka begitu bersemangat sehingga datang seperti yang diminta: pukul 06.30.
Hal ini memudahkan Kakak-Kakak mengatur keberangkatan. Pukul 7.30 rombongan yang terdiri dari dua mobil sekolah dan dua mobil orang tua pun berangkat meninggalkan sekolah.
Hari itu jalan lengang. Perjalanan lancar, dan hanya perlu satu jam dari Jagakarsa ke Gedung Kesenian Jakarta yang terletak di Jalan Pos, Jakarta Pusat. Tiba di Gedung Kesenian Jakarta, suasana masih terlihat sepi.
Melewati ruang tunggu yang dindingnya dihiasi poster pertunjukan, rombongan langsung menuju pintu belakang untuk berdandan, yang terletak di belakang panggung.
Di ruang ganti itu anak-anak ditemani Kak Dewi, Kak Widi, Kak Rifda, Kak Lusi dan Kak Aas. Mereka bermain sebentar, lalu mengambil botol air mineral bertuliskan nama mereka. Minum air putih adalah kebiasaan di sekolah bila akan Brain Gym. Mereka pun membentuk lingkaran, menunggu musik Brain Gym dinyalakan oleh Kak Aas.
Setelah Brain Gym mereka berganti kostum panggung. Sebagian memakai piyama, sebagian memakai baju mandi, sebagian memakai baju olahraga sekolah. Kostum itu menunjukkan keseharian dunia anak, seperti pesan panitia bahwa Pesta Gerak dan Lagu adalah kegiatan yang khas dunia anak.
Sementara anak-anak bersiap-siap, orang tua menunggu di depan. Ayah dan bunda dari 15 anak TK Tetum Bunaya yang pentas datang untuk menonton. Bahkan ada yang membawa adik bayi.
Mereka pun memasuki gedung pertunjukan dengan membawa tiket yang sudah dibagikan panitia melalui sekolah. Mereka menempati kursi teater berwarna merah. Kalau biasanya pada pementasan anak, para orang tua sibuk berdiri di depan panggung, maka kali ini mereka dengan tertib mengikuti aturan Gedung Kesenian Jakarta: hanya dapat memotret tanpa flash dan tidak mondar-mandir di depan panggung:)
Setelah pembukaan oleh Ibu Svida Alisjahbana CEO Femina group, anak-anak pun tampil. TK Tetum Bunaya sendiri muncul di urutan kedua.
Seorang anak dengan lantang membuka pertunjukan TK Tetum Bunaya. Penonton tertawa mendengar suaranya, tapi kami –kakak-kakak Tetum Bunaya dan keluarganya– merasa terharu, karena dia seorang anak berkebutuhan khusus yang menjalani terapi sejak tiga tahun lalu, dan kini sudah bisa adaptif dengan berdiri di depan panggung serta mengikuti alur kegiatan dengan baik.
Pemilik suara khas membangunkan teman-temannya, yang tidur di panggung beralaskan bantal. “Kukuruyuk,” katanya. Anak-anak –dalam kostum piyama– pun menari membawa bantal diiringi lagu Bangun Tidur.
Pertunjukan TK ini merupakan medley dengan iringan musik yang digubah oleh Pak Jimmy Yulianto, guru musik SD Tetum Bunaya, dan gerak tari oleh kakak-kakak TK.
Begitu kelompok piyama selesai, sekelompok anak memakai baju mandi dan shower cap masuk mengikuti irama Bum Sik Sik Bum. Lalu disambung lagi dengan sekelompok anak memakai busana olahraga sekolah.
Pada akhirnya semua anak menari di panggung. Wow, tentu ini sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi anak-anak bisa tampil di GKJ.
Setelah semua peserta dari sekolah-sekolah tampil, Ibu Prameshwari/Imesh, ketua panitia Jakarta Kids Festival, mengumumkan pemenang. Cukup menarik bahwa Ibu Imesh mengatakan bahwa kegiatan hari itu bukan lomba, tapi pertunjukan. Jadi … semua menjadi pemenang. Ada penghargaan untuk pertunjukan istimewa, vokal dan musik yang baik, tarian yang luwes, tata rias dan kostum selaras, serta penampilan unik.
Dan …. TK Tetum Bunaya mendapat penghargaan apa? Tata rias dan kostum selaras! Ya, memang hal ini yang menjadi pegangan kami, bahwa kami akan menampilkan anak-anak dalam kesahajaan keseharian: busana yang mereka kenal dan gerak tari yang riang. Kami mempersiapkan anak-anak untuk tampil sebagai diri mereka, bukan untuk lomba.
Anak-anak itu datang, beraksi, dan pulang membawa kegembiraan untuk seluruh teman TK Bunaya. Betapa tidak, satu sekolah akan bergembira menikmati hadiah penampilan hari itu di Kidspace.
Horeeee ….!
———–
*Terima kasih untuk panitia yang telah memberi kesempatan kepada anak-anak untuk tampil di GKJ, orang tua yang memberi dukungan dan doa, dan kakak-kakak yang tidak kenal lelah melakukan pendampingan.