Senin 9 Juli 2012 kami diundang Sekolah Nizamia Andalusia untuk mengisi seminar Guru dan Buku di Sofyan Hotel, Tebet, Jakarta Selatan. Kegiatan ini dilakukan karena adanya kesadaran bahwa keterampilan membaca dan menulis dapat memperluas wawasan serta meningkatkan kefasihan bertutur kata. Masalahnya, budaya membaca dan menulis belum berkembang. Menulis dirasakan sebagai keterampilan yang sulit, sedangkan membaca itu dianggap membosankan. Dari audiens tergali bahwa mereka merasa kesulitan menulis karena sulit memulainya, dan tidak bisa konsisten dalam melakukannya.

Maka seminar itu dilakukan untuk
  • Menggugah dan meningkatkan semangat guru untuk gemar membaca.
  • Memberikan semangat kepada para guru agar mempunyai keinginan untuk menulis.
  • Membuka pikiran dan cakrawala kepada para guru à dapat membantu meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan masyarakat melalui tulisan.
  • Meningkatkan kecerdasan dan intelektualitas diri pribadi.
Apalah membaca itu? Ada berbagai definisi, dan apa pun definisi yang muncul dapat dimasukkan dalam kelompok berikut ini:
a) Decode, decipher, identify : Definisi membaca yang mengatakan bahwa kita membaca karena adanya tulisan.
b) Articulate, speak, pronounce: ?Membaca terkait dengan pengucapan dan bicara.
c) Understand, respond, meaning: Membaca terkait dengan kenikmatan, gagasan, dan perasaan.
Dalam kegiatan sehari-hari kita selalu membaca. Membaca resep, peta, kemasan adalah membaca karena adanya tulisan. Membaca keras-keras karena ingin orang lain mendengar atau membaca keras di kelas terkait dengan (b). Membaca novel atau surat terkait dengan (c).
Sayangnya minat baca di sekolah bisa tidak berkembang karena kurikulum.Kelly Gallagher menyebutnya Readicide (judul bukunya), dan mendefinisikan kata itu sebagai “Pembunuhan sistematis pada kecintaan membaca.” Ini terjadi bila target sekolah adalah nilai ujian bukan cinta belajar. Kata ?Gallagher dalam bukunya,  “If students are taught to read and write well, they will do fine on the mandated reading tests. But if they are only taught to be test-takers, they will never learn to read and write well.“ Hal lain adalah bila sekolah   membatasi pengalaman membaca yang autentik (memberikan buku terbaik, memberikan waktu yang cukup untuk membaca). Yup, lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan literasi anak. Seperti kata Vygotsky, ?”Children grow into the intellectual life of those around them.”
?Selain diskusi membaca, kegiatan hari itu diisi dengan praktik menulis. Mula-mula para guru membuat nama untuk kelompoknya, melakukan yel-yel, dan pada akhirnya membuat newsletter sesuai dengan nama kelompok yang mereka buat.

Membuat tulisan dalam kelompok.

Yel-yel.