Tamu-tamu sudah datang ….
Pukul 4 lewat, Kak Wiwik menyalakan lagu Fanfare, sebagai tanda acara akan dimulai.
Ketika musik berbunyi, dua pasang pemandu acara –Umi Thifa Isna (di sini akan ditulis UTI) dan Bunda Abi Alisha (akan disingkat dengan BAA), serta Cahaya dan Gina, dari Kelas Bumi (3 SD) maju ke panggung.
UTI mengucapkan salam dalam nada dangdut (beliau dulu penyanyi dangdut:D). BAA pun menegur: “Umi, kenapa pakai dangdut?” “Untuk menarik perhatian, Bunda.  Coba ya saya ulangi. Assalamualaikum … (dalam nada dangdut).”
“Oh mereka udah jawab tuh Bunda …,” kata BAA.
“Alhamdulillah …. Selamat sore, Ayah-Bunda, Papa-Mama, Papi-Mami, Bapak-Ibu, Kakek-Nenek (kalau ada), Om-Tante, Kakak-Kakak, dan Adik-Adik,” kata UTI.
“Selamat berjumpa di sekolah tercinta, dalam rangka Family Gathering,” BAA melanjutkan.
“Kami berdua … Saya uminya Thifa Kelas Antariksa dan Isna Kelas Laut ….”

Bunda Abi-Alisha.

 

Umi Thifa-Isna

“Ya, silaturahmi bikin kita panjang umur,” kata UTI.
“Betul, soalnya kalau silaturahmi kita banyak tertawa,” tukas BAA.
“Bunda Abi-Alisha, apa karena kita banyak tertawa makanya kita dipilih jadi MC?”
“Mungkin sih, semoga kita bisa menjalankan tugas ini dengan baik ya.”
“Insya Allah … Kita berdoa semoga acara ini berjalan dengan baik, karena acara ini penting untuk menyatukan silaturami kita sebagai keluarga besar Tetum Bunaya,” kata UTI.
“Oke, Umi, kita mulai acara ini dengan sambutan Ketua Panitia ya.”
“Silakan Kak Aas ….”

Kak Aas, ketua panitia.

Usai Kak Aas berpidato, BAA mengucapkan terima kasih kepada Kak Aas. UTI melanjutkan, “Sekarang, kita dengar sambutan Ketua TBPC, Bapak Irsan atau PaTi.”
“Silakan, PaTi,” kata BAA.

PaTi memberi sambutan.

“Sebelum kita mulai acara, kita berdoa dulu, ya Bunda Abi.”
“Ya, kami mohon kesediaan Bapak Herry Hasibuan, ayah Xerre Kelas Langit Bintang, untuk memimpin doa.”

Ayah Xerre memimpin doa.

 

“Kita mulai yuk, Bunda Abi-Alisha.”
“Ya, udah sore nih … Kejutan-kejutan yang lain udah nunggu.”
” Wow, apa tuh kejutannya?”
“Kejutan pertama, MC-nya masih SD.”
“Oh, jadi kita ada yang bantu?”
“Ya, adik-adik di Kelas Bumi itu punya kemampuan public speaking yang oke lho. Jadi mereka akan membantu kita di sini.
“Wow seru seru … Kita panggil Adik Gina dan Cahaya dari Kelas Bumi.”

MC muda, Gina dan Cahaya dari Kelas Bumi.

Gina (akan disingkat dengan “G”) dan Cahaya (C): “Terima kasih Bunda Abi-Alisha dan Umi Thifa-Isna.”
Mereka berdua membungkuk kepada audiens dengan menangkupkan tangan: “Assalamualaikum.”
C: “Gina, are we supposed to talk in English or Indonesian?”
G: “Indonesian, I think. This is not an English class.”
C: “OK. Let’s start and switch our brain to Indonesian.”
G: “Agree.”
C: “Ayah & Bunda, kita sambut penampilan Kelas Venus dengan lagu Maju tak Gentar.”

Kelas Venus dengan Maju tak Gentar.

Usai penampilan Kelas Venus, Gina dan Cahaya mengajak audiens untuk bertepuk tangan.
G: “Kita harus terus maju tak gentar ya, Chay.”
C: “Iya dong, ini kan bulan suci sekaligus menjelang perayaan kemerdekaan. Jadi kita harus semangat.”
G: “Chay, sekarang giliran adik-adik Kelas Langit Bulan.”
C: “Mereka nari Rame-Rame, kan?”
G&C: “Kita sambut Kelas Langit Bulan!”

Langit Bulan menari Rame-Rame.

C: “Tepuk tangan untuk Kelas Langit Bulan! Wah hebat ya. Tapi aku tahu kamu pasti deg-degan tadi …”
G: “Kok tau?”
C: “Soalnya aku deg-degan. Adikku gimana ya ….”
G: “Ya, aku deg-degan sama Raffi.”
C: “Alhamdulillah mereka bisa ya.”
G: “Kelas Langit gitu loh.”
C: “Kita lanjut yuk.”
G: “Ya. Kita sambut Kelas Merkurius.”
C: “Dengan lagu Hari Merdeka dan Allah Pencipta.”

Penampilan Kelas Merkurius.

G: “Hari merdeka, tetap merdeka.” (dalam nada lagu)
C: “Kita merdeka dari lapar dan haus.”  (dalam nada lagu)
G: “… dan marah.” (dalam nada lagu)
C: “Ha ha … Tepuk tangan untuk Kelas Merkurius!”
G: “Kita lanjut lagi nih. Sekarang Kelas Langit Bintang.”  
C: “Wow pasti lucu nih … Soleram, soleram … Silakan Kelas Langit Bintang.

Kelas Langit Bintang

G: “Mereka semanis lagunya ya.”
C: “Karena itu perlu kita beri tepuk tangan.”
G: “Chay, yang ini lucu nih ….”
C: “Gerak dan lagu Sapu Tangan, persembahan Kelas Laut!”

Kelas Laut

C: “Gemesin ya ....”
G: “Chay … Tebak ini lagu apa?” (bersenandung)
C: “Kicir-Kicir ini lagunya ….” (menyanyi). “Tepuk tangan untuk Kelas Antariksa!”

Sebagian dari penari Kicir-Kicir versi Tetum Bunaya.

Ayah bunda Antariksa.

C: “Gin, aku jadi inget waktu di Merkurius.”
G: “Kita belajar lagu itu di Merkurius, mereka di Antariksa udah bisa.”
C: “Pastinya nanti mereka jadi lebih pintar kalau sudah masuk Merkurius.”
G: “Amiin … Kalau lagu ini kita sama sekali belum belajar.”
C: “Wah apaan tuh.”
G: “Tepuk tangan untuk gerak dan lagu Tepuk Tangan.
C: “He he berarti mereka lebih hebat dari kita. Yuk, kita sambut Kelas Darat ya ….”

Kelas Darat.

 

 

G: “Kayaknya semua udah deh. Siapa lagi yang belum?”

 

C: “Cuma kelas kita, Gin. Kalau begitu kita kembalikan MC ke Umi Thifa-Isna dan Bunda Abi-Alisha lagi, ya.”

 

 

UTI & BAA ke panggung, menerima mike, G & C membungkuk ke audiens dan meninggalkan panggung.

“Terima kasih Gina dan Cahaya. Wah kalian hebat ya. Masih kecil tapi udah sepandai itu,” kata UTI.

 

“Mudah-mudahan anak-anak kita seperti mereka juga ya,” kata BAA.

 

“Amiiin ….”

 

 

“Eh, mereka udah nunggu tuh. Kita sambut Kelas Bumi dengan lagu Kembali ke Sekolah.”

 

 

 

 

“Wah, semangat ya …. Suaranya juga bagus,” kata UTI.
“Kalau yang memuji penyanyi berarti memang bener tuh,” kata BAA.
“Siapa penyanyi?”
“He he … Ngaku aja deh Umi. Mau nggak nyanyi buat kita?”
“Iiih … Apa sih … Kalau rame-rame sih boleh ….”
“Oke … Kita panggil yuk ibu2 Kelas Antariksa untuk nyanyi, featuring Umi Thifa-Isna (teuteup …).”
Maka diputarlah lagu Dangdut is the Music of My Country, dan mereka berjoget ria:)

Dangdut is the Music of My Country.

Kemudian acara spontan. Siapa pun yang ingin menyanyi, boleh tampil. Wow, terdengarlah suara-suara emas dari Yoko, Abraar, Raisya, Gina dan Cahaya, Enjang, Daffa, dan Irfan.

Aku berani!

 

Adik kecil yang setia menunggu.

 

Merekam momen berharga.

 

 

 

Oh ya, di antara tamu terdapat Ibu Marwoto, yang sejak tahun 2004 menjahitkan seragam anak-anak Tetum. Terima kasih atas kehadirannya, Bu.

 

 

 

“Aduh seru ya acara hari ini. Anak-anak nggak mati gaya ya kalau di panggung,” kata UTI.
“Kalau anaknya berani, ya itu kan karena orang tuanya juga berbakat. He he …,” tukas BAA.
“Memang hebat kok orang tua Tetum.”
“Pastinya … Mereka pastinya juga ingin berpartisipasi dalam kegiatan kelas juga ….”
“Ya, di lembar konfirmasi kita kan sudah mengisi Korlas untuk masing-masing kelas kan?”
“Umi gak pilih aku kan?”
“Ha ha rahasia dong ….”
“Aku juga rahasia. Tapi rahasia ini akan terbongkar sebentar lagi. Kita panggil Papa Tiaz ya selaku Ketua TBPC untuk mengumumkan hasil pilihan orang tua. Silakan Papa Tiaz …” 

PaTi membacakan hasil pilihan Korlas.

 

Bunda Rashad untuk Kelas Laut dan ibu Lunar untuk Kelas Darat.

Mama Amel, dipilih teman-temannya sebagai Korlas Kelas Antariksa.

Mama Didan, mendapat suara terbanyak untuk Korlas Merkurius.

 

Bunda Vina, Korlas Venus, dipakaikan topi oleh Kak Samsul.

 

“Aku di Langit, dan Bunda Gina di Bumi,” begitu mungkin kira-kira percakapan antara Bunda Senja-Enjang dan Bunda Gina-Rafi, karena kedua menjadi orang tua murid di Bumi dan Langit.

“Umi, alhamdulillah ya acara sudah selesai. Kita sudah melihat penampilan anak-anak kita yang hebat, parents, juga pemilihan Korlas,” kata BAA.
“Sekarang tinggal waktu yang ditunggu.”
“Berbuka puasa!”
“Kita sudahi acara ini karena azan Magrib sudah menjelang. Terima kasih atas kehadiran dan partisipasi Ayah dan Bunda. Silakan menuju meja-meja ta’jil dan bersilaturahmi. Shalat Magrib akan dilaksanakan di sini. Untuk wudu di pancuran yang disediakan.”
“Wabillahittaufiq wal hidayah. Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.”

Saatnya berbuka:)

(Untuk yang hadir, terima kasih atas waktu yang diberikan untuk Family Gathering ini; untuk yang belum sempat hadir mudah-mudahan di lain kesempatan kita akan bisa bersama-sama di acara seperti ini. Mohon maaf bila ada kekurangan dalam penyelenggaraan acara. Mohon maaf bila tidak semua foto termuat di sini).

Catatan:

Koreksi dari Pak Herry Hasibuan di FB beliau:

“Warning: Ied fitri nanti, silaturahmi artinya menyambungkan rasa nyeri yang diderita para ibu ketika melahirkan. Yang tepat silaturahim yakni menyambung rasa kasih sayang dan pengertian.”

Oke Pak, kami sudah ganti. Terima kasih, koreksinya.