Manasik Haji

Catatan Kakak-Kakak Langit dan Antariksa:

Pagi hari itu sangat cerah. Adik-adik datang dengan memakai baju berwarna putih.

Ya, hari itu Adik-Adik akan belajar langsung tentang Manasik Haji.

“Kak, itu Ka’bah,” kata seorang Adik. Ada yang terpana melihat Ka’bah buatan Kakak.

Pukul 07.30 Adik-Adik masuk ke dalam kelas. Setelah melakukan rutinitas pagi, kegiatan Manasik Haji pun dimulai.

Mula-mula Kak Samsul masuk ke dalam kelas dengan memakai pakaian ihrom.  Kak Samsul menjelaskan pakaian yang ia gunakan, dan menerangkan ritual haji, yang nantinya akan dijalani Adik-Adik. “Adik-Adik nanti kita memutari Ka’bah 7 kali. Kita melakukan sa’i di antara bukit Shafa dan Marwa 7 kali. Setelah itu kita minum air zam-zam, melakukan wukuf di Arofah, dan melontar jumroh.

Adik-adik pun bersiap untuk keluar kelas dan berbaris di dekat pohon mangga. Mereka dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelas, yaitu Antariksa dan Langit. Kak Samsul sebagai pembimbing haji mengajak Adik-Adik untuk memutari Ka’bah dari sudut Hajar Aswad dengan membaca Bismillahi Allahu Akbar, dan mengecup tangan. Mereka mengelilingi Ka’bah tujuh kali, dengan membaca doa talbiyah “Labbaika Allahuma Labbaik”.

Meskipun Adik Kelas Langit belum bisa membaca doanya,  mereka dengan bersemangat mengelilingi Kabah, lalu  berjalan dari bukit Shofa ke bukit Marwa sebanyak tujuh kali. Sebagian Adik ada yang berlari-lari kecil dengan membaca doa “ Inna sofa wal marwata min sya’airillah.”

Setelah itu mereka minum air putih, yang diumpamakan sebagai air zam-zam. Setelah minum, Adik-adik pergi wukuf, yang artinya berdiam diri. Mereka  duduk di amfiteater dengan membaca surat-surat pendek, serta berdoa untuk kedua orang tua dan melantunkan doa dunia akhirat.

Usai kegiatan itu, Adik-Adik pun  bersiap-siap untuk melontar jumroh dengan memakai kalung yang berisi tujuh batu, kemudian melemparkan batu satu per satu dengan membaca Bismillah Allahu Akbar. Kelas Antariksa berbaris panjang, begitu pula Kelas Langit.