Mengawali kegiatan Agama Islam dengan duduk melingkar di lantai, saya selalu menyapa adik-adik dengan beberapa kalimat, sebagai berikut:

Kakak:   Assalamualaikum

Adik:      Wa’alaikumsalam

Kakak:   Ahlan wasahlan

Adik:      Ahlan bik

Kakak:   Shabahul khair

Adik:      Shanahunnut

Kakak:   Kaifa haluk

Adik:      Alhamdulillah ana bikhair

Hari ini, jam pertama, saya bersama kelas Venus Farra berkegiatan mengenal tentang Tuma’ninah Dalam Shalat. Saya mengajukan pertanyaan kepada adik-adik: siapa yang sudah pernah mendengar dan tahu kata Tuma’ninah? Ada seorang adik yang menjawab sudah mendengar dari guru ngaji-nya. Ada juga beberapa adik yang menjawab belum pernah mendengar.

Sebelum memberi penjelasan tentang Tuma’ninah, saya bertanya kepada adik-adik, bagaimana sikap kita ketika makan? Adik-adik menjawab: tidak buru-buru kak, pelan-pelan mengunyahnya. Saya katakan: iya seperti itulah adik-adik kalau kita shalat, juga dibutuhkan sikap tenang, pelan-pelan dan tidak buru-buru. Itulah yang disebut sikap Tuma’ninah: tenang, khusuk, dan ada jeda untuk berhenti sejenak. Seperti berdiri tegak menghadap kiblat, kemudian mengucapkan takbir sambil mengangkat kedua tangan lalu bersedekap dengan sikap badan tenang sambil mengucapkan bacaan sholat. Selesai bacaan dilanjutkan dengan Allahu Akbar lalu gerakan ruku’ dan bacaannya dengan sikap badan membungkuk sempurna dan tenang. Begitu juga ketika i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, duduk tasyahud atau attahiyat dan terakhir mengucapkan salam “Assalamualaikum warahmatullah” sambil tengok kanan dan “Assalamualaikum warahmatullah” sambil tengok kiri.

Setelah mengenal materi, kakak mengajak adik-adik untuk praktek melakukan tuma’ninah bergantian.

.

Ditulis oleh Kak Samsul